Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Selasa, 28 Februari 2017

PETA

Share
Pengertian peta:
by: Sharon & Cindy
                Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunanimappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Fungsi peta:
l. Menunjukkan lokasi suatu tempatatau ketampakan alam di permukaan bumi.
2. Memberikan gambaran mengenai luas dan bentuk ketampakan alam di permukaan bumi.
3. Menunjukkan ketinggian tempat.
4. Menentukan arah dan j arak berbagai tempat.
5. Menyajikan persebaran gejala sosial.
6. Untuk perenca naan wilayah.
7. Untuk kegiatan penelitian.
Komponen peta:
Komponen-komponen dasar yang harus dimuat pada pembuatan peta adalah sebagai berikut:

Judul Peta


         Judul peta ditulis dengan mengunakan huruf besar (huruf kapital). Biasanya judul peta diletakan pada bagian atas. Judul peta harus jelas menunjukan informasi yang akan disajikan. Misalnya peta pariwisata indonesia.
Penunjuk arah
        Penunjuk arah atau mata angin harus ada dalam peta sehingga pengguna peta mudah menentukan letak suatu wilayah.
Penunjuk arah

Tahun pembuatan

Tahun pembuatan sangat penting dicantumkan agar dapat diketahui apakah peta tersebut masih layak pakai atau tidak. Misalnya, peta pariwisata yang dibuat tahun 1970 tentu berbeda dengan keadaan pariwisata sekarang.

Skala

Skala peta harus jelas ditampilkan agar pengguna peta dapat menentukan jarak suatu wilayah.

Garis astronomi

Garis astronomi memudahkan pengguna peta untuk menentukan letak suatu wilayah. Garis ini terdiri dari garis lintang dan garis bujur.

Garis tepi

Peta yang baik harus membuat garis tepi sebagai batas wilayah yang dipetakan. Untuk itu garis tepi dibuat dengan garis yang tebal.

Simbol

Simbol Peta
Peta dapat menyampaikan informasi dengan menggunakan simbol. Beberapa simbol yang digunakan dalam peta adalah sebagai berikut:

Simbol titik

Simbol titik digunakan untuk menentukan letak suatu wilayah misalnya letak suatu kota

Simbol garis

Garis digunakan untuk menunjukan kenampakan geografis seperti batas wilayah, jalan raya, sungai, dan sebagainya.

Simbol warna

Simbol warna digunakan untuk menentukan tinggi atau rendahnya suatu wilayah. Contoh:
§  Warna biru muda digunakan untuk menunjukan daerah perairan dangkal seperti sungai, danau, dan pantai;
§  Warna biru tua digunakan untuk menunjukan daerah perairan dalam seperti laut dalam;
§  Warna hijau digunakan untuk menunjukan daerah dataran rendah;
§  Warna kuning digunakan untuk menunjukan daerah dataran tinggi;
§  Warna putih digunakan untuk menunjukan daerah salju;
§  Warna coklat digunakan untuk menunjukan daerah padang pasir.

Simbol areal

     Sibol areal berbentuk poligon tertutup digunakan untuk menunjukan suatu daerah tertentu. Contoh:
§  Bentuk poligon tertutup berbintik-bintik menunjukan daerah padang pasir;
§  Poligon tertutup berwarna biru berada didaratan menunjukan danau.

Inset

         Inset adalah peta tambahan yang ada pada peta utama. Inset menggunakan skala yang lebih besar sehingga tampak lebih kecil dari peta utama. Inset ini digunakan apabila ingin menunjukan suatu wilayah yang dianggap penting.
 Macam - macam proyeksi peta


1.
Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan

a.
Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.

b.
Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya.

c.
Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala.
2.
Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris

a.
Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.

b.
Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi.

c.
Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial.
3.
Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan

a.
Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. 
Untuk memperjelas silahkan perhatikan lagi gambar 03.5. 
Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.
Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal: 
a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub. 
b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub. 
c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama. 
d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.
Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu: 
a. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub. 
b. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator. 
c. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.
Untuk memperjelas pemahaman, perhatikan gambar berikut ini!



Khusus proyeksi Azimut Normal cocok untuk memproyeksikan daerah kutub. 
Perhatikan gambar berikut ini!



Gambar 03.8. Peta daerah kutub utara hasil proyeksi Azimuth Normal


Karena proyeksi Azimuthal paling tepat untuk menggambarkan kutub, maka penggambaran kutub melalui proyeksi ini dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1.








Proyeksi Gnomonik 
Pada proyeksi ini pusat proyeksi terapat di titik pusat bola bumi. Ekuator tergambar hingga tak terbatas. Lingkaran paralel berubah ke arah luar mengalami pembesaran yang cepat dan ekuator tidak mampu digambarkan karena pembesaran tak terhingga tadi. Pada daerah lintang 45° akan mengalami pembesaran 3 kali.
Perhatikan gambar dibawah ini!


Gambar 03.10. Lingkaran besar diproyeksikan sebagai garis lurus

2. Proyeksi Azimuthal Stereografik
Titik sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung bidang proyeksi dengan kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran paralel tergambar semakin membesar ke arah luar.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini!

3. Proyeksi Azimuthal Orthografik 
Proyeksi ini menggunakan titik yang letaknya tak terhingga sebagai titik sumber proyeksi. Akibatnya sinar proyeksinya sejajar dengan sumbu bumi.
Lingkaran paralel akan diproyeksikan dengan keliling yang benar atau ekuidistan. Jarak antara lingkaran garis lintang akan semakin mengecil bila semakin jauh dari pusat.

Gambar 03.12. Proyeksi Azimuthal Orthografik, hanya sesuai dekat pusat peta saja

b.
Proyeksi Kerucut (Conical Projection), Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.
Perhatikan Gambar berikut ini!



Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°.


Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1.
Proyeksi kerucut normal atau standar 
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar).
2.
Proyeksi Kerucut Transversal 
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.
3.
Proyeksi Kerucut Oblique (Miring) 
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.


Dari gambar tersebut dapat dikemukakan ciri-ciri proyeksi kerucut antara lain:
1.
Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub.
2.
Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan titik pusatnya adalah salah satu kutub bumi.
3.
Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah satu kutub bumi tidak dapat digambarkan.
4.
Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga baik untuk menggambarkan daerah lintang rendah.

c.
Proyeksi Silinder atau Tabung 
Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.
Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
Perhatikan gambar-gambar berikut ini!



Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
1.
Dapat menggambarkan daerah yang luas.
2.
Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
3.
Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
4.
Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.


Proyeksi Azimuthal, proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi silinder (cylindrical) termasuk kelompok proyeksi murni. Penggunaan jenis proyeksi-proyeksi murni ini sangat terbatas.
Nah sampai di sini apakah Anda telah memahami uraian di atas? Bila belum ulangi sekali lagi membaca uraian materi di atas dan cobalah menggambarkan setiap jenis proyeksi!

d.
Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary) 
Proyeksi-proyeksi ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang kita jumpai sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara perhitungan.



Contoh-contoh proyeksi gubahan antara lain:
1.
Proyeksi Bonne (Equal Area) Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.


2. Proyeksi Sinusoidal 
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.

3.Proyeksi Mercator 
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.
Sifat-sifat proyeksi Mercator yaitu:
a.
Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
b.
Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala.
c.
Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar.
d.
Proyeksinya adalah konform.
e.
Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
4.
Proyeksi Mollweide 
Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
.
5. Proyeksi Gall 
Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub.


Gambar 03.23. Proyeksi Gall
6.
Proyeksi Homolografik (Goode) 
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran

















Gambar 03.23. Proyeksi Gall


0 komentar:

Posting Komentar